April 4, 2013

Tribute to Takahashi Minami #2 - 2005

Mari kita mulai lagi~~~

"Napak Tilas Perjalanan Takahashi Minami : Lima Hari Pembahasan SPECIAL !!"
*・゜゜・*:....:*’(**)’*:.. ..:*・゜゜・*

Sudahkah membaca episode pertama sejarah Takamina ini?? Kalau belum maka kalian bisa terbang ke halaman Episode 1 Tribute to Takahashi Minami #1 - Profil

Selamat menikmati episode kedua dari sejarah Takamina di AKB48~!! ♪♪( ´  ` )

____________________________________________________________


Juli 2005, sebulan berlalu setelah dipastikannya pembentukan AKB48 beserta lokasi pembangunan teater tersebut di Don Quixote, poster berisi sebuah pengumuman audisi mulai diletakkan dan disebar di semua ujung-ujung jalan dan stasiun kereta di Jepang, dan juga di majalah-majalah audisi. Tertulis di sana: “Dimulainya Akihabara48 Project,” serta nama Akimoto Yasushi sebagai produsernya.

Adapun isi dari pesan yang dituliskan oleh Akimoto pada seluruh gadis di Jepang untuk mau mengikuti audisi tersebut adalah sebagai berikut:

*****************************************

“Akihabara mempunyai energi. 
Saya berpikir untuk menciptakan idol jenis baru di kota semacam ini. 
Konsepnya adalah: Idol yang bisa kau temui. 

Bukan idol yang hanya bisa dilihat di media televisi maupun majalah. 
Saya ingin menciptakan para idol yang bisa ditemui
oleh siapa pun yang pergi ke Akihabara.”

“Saya ingin bertemu dengan diri Anda yang sebenarnya.”

*****************************************

Kalimat pengantar seperti itulah yang membuat para calon generasi pertama AKB48 memberanikan diri untuk mengubah hidup mereka, dengan mengikuti audisi tersebut. Ada Kojima Haruna yang sangat mengagumi dunia idol sejak kecil, Itano Tomomi yang disarankan ibunya untuk mengejar mimpi dengan musik dan tari yang ia sukai ketimbang selalu cari gara-gara di sekolahnya, dan Maeda Atsuko yang ingin mengubah dirinya menjadi lebih baik meski awalnya tidak ada niat menjadi seorang idol.

Dan diantara sekian ribu gadis calon generasi pertama tersebut, ada seorang lagi pendaftar yang kelak akan menjadi jantung dan penyokong utama AKB48 di masa depan. Dialah Takahashi Minami, dan saat itu umurnya baru menginjak 14 tahun.

Sebelum mengikuti audisi AKB48, ia pernah mengikuti sekitar tujuh kali audisi yang serupa namun semuanya gagal. Salah satunya adalah audisi pencarian bakat Horipro Talent Scout Caravan Memorial Audition 2005. Di antara 52.547 orang pelamar, hanya 15 orang yang berhasil masuk ke babak final, termasuk Takamina. Namun, ketua juri menggagalkannya dalam seleksi akhir dan nama dari ketua juri tersebut tidak lain adalah Akimoto Yasushi.

Sesaat setelah gagal dan keluar dari tempat audisi Horipro, dia menerima selebaran di jalan mengenai rencana pembentukan Akihabara48. Awalnya ia ragu dan takut untuk kembali mengikuti audisi, dikarenakan orang yang mengadakan audisi tersebut adalah orang yang sama yang menggagalkan dirinya. Namun, impian dan tekadnya yang kuat untuk bisa menjadi idol memberikan keberanian untuknya mengambil kesempatan ini. Bahkan ia sempat berkata pada ibunya, bahwa kalau kali ini dia gagal ia siap membuang impiannya untuk terjun ke dunia entertainment. Dengan determinasi itu, ia berangkat mengikuti audisi yang mungkin akan menjadi audisi idol terakhir dalam hidupnya.

Tidak seperti audisi Onyanko Club dan Morning Musume yang merekrut generasi baru secara besar-besaran lewat TV, orang-orang seperti Takamina yang mendapat kesempatan mengikuti audisi AKB48 dari selembar brosur lusuh yang terkesan remeh mempunyai satu faktor yang sama: LUCK. Kelak, Akimoto akan berkata demikian terkait konsep LUCK yang dipercayainya.

“Pada saat-saat yang sulit dan kritis, ketika berada di ujung tanduk, orang-orang yang akan menjadi bintang pasti membutuhkan keberuntungan.”

Bisa dibayangkan, bagaimana seandainya Takamina tidak gagal di audisi Horipro? Bagaimana seandainya dia tidak mau menerima brosur yang remeh tersebut? Mungkin AKB48 tidak akan menjadi sebesar sekarang ini. Atau bisa saja dibalik; mungkin tidak akan ada seorang Takahashi Minami, seorang pemimpin muda karismatik dan public figur yang menjadi teladan dan dihormati generasi tua-muda di Jepang dan di berbagai belahan dunia lainnya, yang kita kenal sekarang ini. Selain bekerja keras pantang menyerah, faktor LUCK pun juga dibutuhkan.


30 Oktober 2005. Tanpa pernah disangka-sangkanya, ternyata dirinya lulus audisi dan menjadi salah satu dari 24 orang generasi pendiri Akihabara48, mengalahkan 7.924 pendaftar lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya nama Akihabara48 berganti menjadi AKB48. Kepada para peserta yang telah menjadi generasi pionir AKB48, Akimoto pun sempat memberikan sepatah dua patah kata yang mempunyai arti dan makna yang dalam, dan sangat membekas di hati Takamina sendiri:

“Semuanya… Saya tahu kalian semua cemas akan masa depan. Tapi tolong, percayalah pada saya. Percayalah dan ikuti saya sampai akhir!”

Pernyataan itu menimbulkan kesan yang beragam bagi masing-masing anggota. Ada juga yang tidak terlalu mengerti dan ikutan saja karena ia masih berumur 13 tahun kala itu (Minegishi Minami). Namun bagi Takamina yang telah gagal sebanyak tujuh kali dan mendapat kesempatan terakhir di AKB ini, pernyataan tersebut tidak bisa dianggap main-main.

“Sejujurnya, saya bahkan tidak tahu apa yang harus kita lakukan mulai sekarang, mau dibawa kemana grup ini. Apa yang harus kami lakukan? Mengikutimu? Apakah kami bisa mempercayai orang ini?” kenang Takamina pada sebuah acara TV Jepang yang pernah mendalami masa lalunya.

Pernyataan tersebut memang berat untuk diucapkan. Apalagi sempat timbul pikiran buruk seperti merasa akan kena tipu atau cuman menjadi kelinci percobaan belaka. Hanya orang yang benar-benar memiliki dignity dan keyakinan untuk menembus kabut tebal masa depan lah yang pantas untuk mengucapkan itu pada orang-orang yang akan mengikutinya sepanjang perjalanan. Dengan berbekal pernyataan itu, dimulailah perjalanan panjang AKB48 untuk menaklukkan Jepang.

Pelajaran menari dimulai sejak 3 November 2005. Latihan-latihan yang dijalani oleh Takamina dan yang lainnya sangatlah berat, apalagi karena bulan depannya mereka sudah harus mengundang media massa untuk pembukaan teater perdana mereka. Tanpa bisa menari sama sekali dan menyanyi dengan baik, para idol amatir ini harus sudah mampu mencapai standar level tertentu yang disyaratkan dalam jangka waktu sesempit itu.


Tekanan besar itu sungguh membebani para member, apalagi dengan sering munculnya kritik dari sang pelatih tari, Natsu Mayumi. Beliau sendiri mengenang Takamina  sebagai siswa yang selalu diminta untuk tidak pulang terlebih dulu dan harus terus berlatih menari. Bagi Takamina hal yang paling menyusahkannya selama di AKB48 adalah pelajaran tari. Takamina pun mengaku bahwa ia sesekali menangis kecil karena merasa tak bisa mengimbangi rekan-rekannya yang berkembang lebih cepat darinya. Rasa kesal dan malu sampai-sampai membuatnya rela terus berlatih sampai subuh untuk mengejar ketertinggalannya dibanding rekan-rekannya. Padahal pagi harinya dia sudah harus sekolah dan itu berlangsung terus sampai waktu pembukaan teater, dan bahkan di waktu-waktu sesudah itu pun.

8 Desember 2005. Tanggal ini kelak akan dikenal sebagai hari yang bersejarah dimana untuk pertama kalinya karir AKB48 resmi dimulai. Yang menjadi penonton teater perdana mereka adalah wakil dari media-media dan para fans idol yang penasaran dengan konsep baru yang diusung oleh idol group baru bernama AKB48. Takamina pun berhasil menaikkan levelnya sehingga bisa masuk di antara 20 siswa terpilih yang akan naik ke panggung teater AKB48 untuk pertama kalinya.


Kala itu stage setlist yang dibawakan oleh para member bertajuk “PARTY ga Hajimaru yo”, yang merupakan setlist pertama dan tertua milik AKB48. Dalam setlist ini, Takamina muncul hampir di semua lagu dan mendapat jatah untuk muncul dalam dua unit song, yaitu “Hoshi no Ondo” dan “Skirt, Hirari”.


Pertunjukan perdana mereka tidak bisa dibilang sukses. Sebulan sebelumnya mereka hanyalah sekumpulan remaja amatir yang tidak bisa menari dan menyanyi, maka sangat sulit untuk mengharapkan penampilan sempurna dari mereka. Dikarenakan beberapa lirik dan koreografi yang dianggap kontroversial oleh publik, maka mereka pun mendapat julukan yang sangat menghina: “Grup yang mempertontonkan celana dalam”. Dan tak pelak lagi, banyak member yang menangis ketika mengetahui hal tersebut.

Malam natal pertama bagi para member datang, dan salah satu pengalaman terburuk dan paling menyakitkan sejak AKB dibentuk pertama kali akan segera mereka alami. Di samping melakukan pentas di teater, mereka juga harus datang di berbagai event dan membagikan selebaran teater mereka, kedinginan dan tanpa mengenakan baju hangat satu pun.

Takamina pun turut serta dalam kegiatan tersebut, dan mengalami satu pengalaman yang paling menyayat hatinya. Di saat semua orang acuh dan tidak peduli dengan selebaran yang mereka ajukan, ada seseorang yang sengaja mengambil selembar brosur dari Takamina dan langsung membuangnya di tempat sampah yang hanya berjarak beberapa langkah darinya, tanpa peduli akan isi selebaran itu sedikitpun.

“Dia membuangnya di saat saya masih bisa melihatnya. Saya berpikir, ‘Yang benar saja… Kalau kau ingin membuangnya setidaknya bisa nanti setelah jauh, kan?’ dan masih bertanya-tanya mengapa dia sampai harus setega itu pada kami,” ungkap Takamina.

Namun, sebuah harapan kecil datang menjelang pergantian tahun baru, sebuah fan letter untuk para member AKB48 yang diterima dan dibawakan langsung oleh Takamina pada rekan-rekannya. Itulah fan letter pertama mereka sejak AKB48 pertama kali terbentuk. Tak terbayangkan betapa bahagia dan terharunya mereka semua, bahwa ternyata ada yang memperhatikan dan menghargai perjuangan mereka yang masih amatir itu.

Takamina yang menerima dan membawakan surat itu pada rekan-rekannya masih ingat bahwa dirinya begitu erat menggenggam dan dengan tangan gemetaran dan suara yang terbata-bata menahan tangisnya ia perlahan-lahan membacakan isi fanletter tersebut. Ada pun isi dari sebuah fanletter bermotif polkadot kuning dengan gambar beruang yang menghiasinya adalah sebagai berikut. Sebuah fan letter yang sangat pendek dan sederhana, namun mampu menyalakan kembali api harapan para member:

*****************************************

“Beberapa waktu yang lalu, saya datang melihat pertunjukan kalian, 
dan menjadi fans berat kalian.

Sejujurnya, pada awalnya saya tidak berharap banyak dari kalian. 
Namun saya bisa melihat kalian semua berjuang dengan segenap kemampuan dan tenaga, 
dan hal itu turut memberi saya kekuatan. 

Saya ingin semakin banyak orang tahu bahwa ada hal luar biasa yang sedang terjadi di sini. 
Dan saya berjanji akan datang kembali menonton show kalian. 

Saya tahu kalian sangat sibuk, 
namun jangan sampai lupa untuk selalu menjaga kesehatan kalian. 
Mulai sekarang sampai ke depannya, saya akan total mensupport kalian semua.”

*****************************************

Karena hampir semua member didominasi oleh siswi SMP dan SMA, mereka masih tidak terlalu mengerti apa maksudnya berjuang sekuat tenaga di atas panggung. Oleh karenanya, kalimat pada fanletter di atas sekaligus menjadi sebuah pengakuan pertama kalinya akan hidup dan impian yang mereka perjuangkan sepanjang tahun itu.

“Karena ada orang-orang yang melihat kami berjuang dan menuangkan perasaannya pada kami dalam bentuk surat, mampu membuat saya berpikir demikian: memang masih sedikit orang yang mengakui kami, namun demi orang-orang yang setia mengikuti kami, kita sepatutnya harus terus bernyanyi dan berusaha lebih keras lagi!” cetus Takamina.




Jangan lupa kawal terus ceritanya ya~ (=´)=)


______________________________________
Mau tahu sejarah AKB48 dan biografi Takamina secara lengkap dalam bahasa Indonesia?? Sekarang anda bisa membelinya dengan mengunjungi di website ini dan di fanpage ini.

Fans yang baik adalah fans yang tidak melupakan sejarah idolanya~ ^w^

No comments:

Post a Comment